Minggu, 28 Juni 2009

Hari Keenam Belas KP

Jumat 26 Juni 2009

Sebenarnya secara garis besar saya dan Febi telah selesai mendapatkan semua bahan yang diperlukan untuk analisis laporan kami, sehingga hari itu kami berdua berangkat ke pabrik dengan tujuan bertemu pembimbing kami, Bapak Samsuri. Tapi memang kurang beruntung, ternyata pembimbing kami tersebut sedang dinas di luar kota dan baru kembali pada hari Senin. Tanpa kejelasan tujuan, kami mencari tempat yang bias dikunjungi. Febi mengusulkan untuk pergi ke ruang administrasi packer, untuk meminta data detail berat semen yang didistribusikan keluar oleh PT. Semen Gresik. Data yang diminta memang ada, tetaoi saat kami meminta izin dari Kepala Seksi Packer, ternyata data tersebut confidential dan tidak boleh menjadi konsumsi umum….

DI kantin, setelah makan dan minum untuk menunggu waktu sholat Jumat, datanglah Guntur dan Fendi, mahasiswa ITS yang sedang KP juga di PTSG setelah selesai ujian, ternyata nasib mereka jauh lebih mengenaskan. Pembimbing mereka, Bapak Bagus sedang dinas ke luar negeri, ke Jerman! Sehingga untuk asistensi laporan mereka harus menunggu hingga hari Rabu di mana Pak Bagus sudah kembali.
Setelah selesai sholat Jumat, datanglah Fithro dan Heru, mahasiswa TL 2006, mereka sudah siap pulang, karena pembimbing mereka ada di Gresik, kami berempat mengadakan tur keliling pabrik untuk berpamitan kepada orang-orang yang telah membantu kami dalam KP di PTSG ini…

Hari Kelima Belas KP

Kamis 25 Juni 2009

Saat masih bingung dengan laporan KP, mencoba mengerjakan walaupun tidak tahu bagaimana laporan yang baik, datanglah mahasiswa TL 2006 ke kos kami di Temandang. Fithro punya sesuatu yang ingin ditanyakan kepada Pak Mushonif. Begitu pula saya yang masih ingin mendapatkan data dari kuesioner. Kamipun berangkat ke pabrik, tetapi merasa hari telah siang, dan biasanya Bapak Mushonif tidak ada di tempat pada jam segitu, maka kami memutuskan untuk istirahat dulu di kantin.

Selesai sholat dan berleha-leha, saya yang telah membuat kuesioner meminta waktu untuk fotokopi, baru berangkat ke tempat Pak Mushonif. Ternyata Pak Mushonif sedang sibuk dan kunjungan kami ditolak, sedangkan saya yang hanya meminta izin untuk menyebarkan kuesioner diperbolehkan. Kami berdua pergi dulu ke CCR untuk mencari pembimbing, ada beberapa hal yang perlu ditanyakan. Tetapi pembimbing kami sedang dinas keluar kota dan kami disuruh kembali keesokan harinya.
Haripun berlanjut dengan penyebaran kuesioner ke bagian Packer. Penyebaran itu dibantu oleh Bapak Winarso, dan penyebaran kuesioner selesai saat pergantian shift, sekitar pukul 3 sore. Menghabiskan waktu sebentar di perpustakaan, kamipun pulang…

Hari Keempat Belas KP

Rabu 24 Juni 2009

Pada hari ini, kami berempat (bersama mahasiswa TL 2006) selama sehari penuh melakukan studi literatur di perpustakaan untuk memperdalam pengetahuan kami tentang laporan yang ingin kami susun, karena di perpustakaan terdapat banyak contoh laporan KP dan TA dari waktu yang lalu.

Hari Ketiga Belas KP

Selasa 23 Juni 2009

Hari kedua minggu ini dilakukan dengan merencanakan bertemu Bapak Mushonif, tetapi hal itu tidak terjadi, karena Pak Mushonif telah pergi ke lapangan sehingga kami tidak bisa menemuinya. Akhirnya karena bingung, kami pergi ke kantin, sekaligus sarapan… Waktu istirahat telah berlalu, anak TL tampak kelelahan studi lapangan, mereka disuruh melakukan tugas layaknya pekerja sungguhan…

Bapak Mushonif ternyata ada, Febi mengembalikan data tentang pecah kantong, sedangkan saya meminta data tentang Penilaian Dampak Kegiatan, yang setelah saya fotokopi langsung saya kembalikan. Waktu dihabiskan dengan studi literatur lagi di perpustakaan…

Sabtu, 27 Juni 2009

Hari Kedua Belas KP

Senin 22 Juni 2009

Sekembalinya dari Sidoarjo, kami menunggu mahasiswa TL 2006 untuk pergi bareng ke pabrik. Ternyata mereka pergi ke Seksi Pemeliharaan Penangkal Polusi untuk mengadakan studi lapangan, mengukur kadar polusi di pabrik. Sebenarnya kami ingin ikut tetapi mobil yang digunakan tidak mencukupi. Sehingga kami pergi untuk melengkapi data kami. Beberapa menit berikutnya, kami telah tiba di depan kantor Bapak Mushonif.Febi ingin meminta data tentang pecah kantong selama sebulan sebelumnya,Tentu saja setelah mendapatkan data tersebut, kami berdua langsung pergi ke tempat fotokopi dan menggandakan dokumen tersebut. Kebetulan di jalan kami bertemu dengan mahasiswa ITS yang sebenarnya telah melakukan KP dalam interval yang sama, tetapi jadwal mereka terpotong ujian. Sehingga itu pertama kalinya saya bertemu mereka. Ternyata mereka juga telah mendapatkan beberapa data yang cukup menarik. Sehingga kami semua bertukar data untuk melengkapi data masing-masing.

Selesai istirahat, kami mengambil hasil fotokopi dan segera menuju perpustakaan untuk melakukan studi literatur. Maklum, pikiran sudah tertuju pada laporan KP

Sabtu, 20 Juni 2009

Hari Kesebelas KP

Jumat 19 Juni 2009

Kembali lagi, kami menghubungi Bapak Mushonif untuk menanyakan rencana meninjau pelabuhan. Kapal yang dimaksudkan oleh Pak Mushonif ternyata sudah datang, sehingga kami bisa meninjaunya hari ini…. Kamipun berangkat ke pelabuhan, Perjalanan berlangsung tidak enak (maksudnya emang jalannya ngga enak). Jalan kapur dilanjutkan dengan jalan beton naik turun sejauh 9 km hinga ketemu perempatan dengan jalur Pantura ditempuh dengan sepeda motor. Di sana kami bertemu dengan Bapak Anwar Shodik, perpanjangan tangan Pak Mushonif di pelabuhan. Oleh beliau dijelaskan kegiatan yang berlangsung di pelabuhan, yaitu pengangkutan semen kantong ke dalam kapal, pengangkutan semen curah ke dalam kapal, dan pembongkaran bahan-bahan baku, seperti batu bara dari tempat lain. 

Selanjutnya kami melihat lapangan, di sana terdapat 2 buah silo berkapasitas 6000 ton yang diisi dengan semen curah. Pengisiannya dilakukan dari bulltruck menggunakan bantuan kompresor. Dari silo, semen masuk ke belt conveyor. Belt conveyor ini unik. Saat masih di dalam silo, belt conveyornya masih berbentuk setengah lingkaran, tetapi begitu keluar, belt conveyor sudah menutup menjadi lingkaran sempurna, sehingga semen tidak jatuh. Belt conveyor ini menuju ke billhose yang berfungsi untuk memasukkan semen curah ke kapal pengangkut semen. Setelah selesai tur lapangan, kami minta izin untuk kembali ke pabrik, dan sempat disuguhi gorengan oleh Bapak Anwar Shodik.

Saat itu sudah pukul 11 kurang 20 menit, perjalanan kembali ke pabrik menempuh jalan yang sama dengan perjalanan pergi, tapi bedanya, sekarang angin lebih kencang dan mengambil korban. Nametag dari Fithro (anak TL06) diterbangkan angin… (dan ngurusnya harus di Gresik, sekitar 100 km dari sana). Di pabrik, kami makan di kantin, melaksanakan sholat Jumat, dan mengabsen di perpustakaan kemudian pulang…

Hari Kesepuluh KP

Kamis 18 Juni 2009

Intinya sama dengan kemarin, saya menghubungi Bapak Mushonif untuk menanyakan kapal yang akan datang ke pelabuhan. Ternyata belum juga ada informasi…. Saat itu selesai istirahat, daripada nganggur kaya kemaren, anak TL memutuskan untuk liat tambang, kami (anak TI) nemenin aja (Karena udah pernah liat),,, Kami pergi ke BPPT untuk minta izin meninjau tambang, dan kebetulan boleh… Kami diantar oleh Bapak Sumarwan untuk melihat tambang, sekaligus melaksanakan tugas BPPT mengawasi tambang, mengisi checklist, dsb… Kebetulan saat itu ada kegiatan blasting (peledakan) untuk mengambil batu kapur. Kami ikut melihat. BLLAAARR… tapi yang keliatan cuman asap aja… tapi serius, suaranya keras banget. Selain blasting, kami diperlihatkan bagaimana excavator memasukkan material ke dalam dump truck, dsb…

AKhirnya setelah kembali ke pabrik, kami memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dan dilanjutkan pulang. 

Hari Kesembilan KP

Rabu 17 Juni 2009

Untuk melihat pelabuhan, saya kembali menghubungi Bapak Mushonif, ternyata beliau bilang bahwa kapalnya belum datang dan belum ada kepastian datang. Terlanjur datang ke kos, anak TL ngajak kami untuk pergi ke pabrik walaupun tak ada tujuan. Kamipun datang pukul 11 siang, yang pertama dilakukan adalah ngobrol2 dan makan di kantin… Lalu sholat dan dilanjutkan dengan ngobrol lagi….

Setelah bosan, kami melakukukan “studi literatur” di perpustakaan dan pulang. Intinya hari itu : nganggur ! ! 

Hari Kedelapan KP

Selasa 16 Juni 2009

Pada hari ini, anak TL (yang kemaren ketemu di mushola) pengen ngeliat seksi packer, dan ngajak bareng… Yaudah, mereka menjemput saya dan Febi di kos, lalu kami sama-sama berangkat ke kantor nya Bapak Mushonif untuk minta izin, akhirnya kami (lagi-lagi) dijelaskan tentang kerjaan seksi packer, dan jalan-jalan keliling lapangan. Tapi pake tambahan, yaitu pergi ke atap silo. Dari atap silo itu, yang tingginya kira-kira sama dengan gedung 10 lantai, kami bsa ngeliat ke sekeliling pabrik. Kegiatan tersebut selesai pada jam istirahat, kami memanfaatkannya untuk makan dan sholat.

Setelah makan dan sholat, sebenarnya kami ingin melanjutkan melihat pelabuhan… Untuk itu kami menghubungi bapak Mushonif untuk minta izin, tetapi hari itu dikatakan tidak bisa karena tidak ada pengangkutan material ke kapal, jika kami ingin melihat pengangkutan ke kapal disarankan datang lagi besok…

Untuk mengisi waktu, kami pergi ke seksi crusher untuk meninjau crusher. Kepala seksinya menyuruh kami langsung ke lapangan. Di lapangan, kami dipandu oleh Bapak2, yang saya lupa namanya. Ia menjelaskan cara kerja crusher. Intinya, bahan dari tambang, batu kapur digiling di dalam crusher hingga berukuran kecil (paling besar 20cm3). Batu itu ditaransport ke belt conveyor, lalu dari bagian lain, clay dimasukkan ke dalam crusher juga, digiling dan akhirnya bersatu dengan batu kapur. Campuran itu masuk ke pile untuk disimpan, jika diperlukan pile dikirimkan menggunakan belt conveyor ke bagian raw mill. Kesan yang didapat saat ke crusher adalah suara ributnya dan tanahnya yang bergoncang kayak gempa bumi…

Seselesainya kami ke perpustakaan dan dilanjutkan pulang… 

Hari Ketujuh KP

Senin 15 Juni 2009

Kegiatan pertama yang dilakukan saat itu adalah mencari Bapak Sunaryo, Kepala Seksi Perencanaan Bahan untuk bertanya kegiatan tentang merencanakan bahan di pabrik. Kebetulan Bapak Sunaryonya ada, tetapi ia tidak bisa melayani, lain waktu aja katanya…

Kami berlanjut ke kegiatan berikutnya, yaitu pergi ke seksi Crusher, tujuannya sama dengan sebelumnya, nanya2 tentang kegiatan di seksi itu apa aja. Tapi apa mau dikata, ternyata ruangannya juga kosong…

Seksi yang belum kami kunjungi lagi adalah seksi Packer dan Pelabuhan. Kami bertemu kepala seksinya, Bapak Mushonif, yang memerintahkan kami untuk langsung ke lapangan. Ternyata kantor kepala seksi dan lapangannya cukup jauh, sekitar 600 meter. Di lapangan, kami disambut oleh Bapak Syaiful, pegawai senior di sana, ia menjelaskan bagaimana seksi packer bekerja. Aliran material berasal dari silo yang diisi oleh finish mill, melalui perjalanan panjang melewati belt conveyor, bucket elevator, dan air slide untuk sampai di bin penampung. Dari bin penampung semen dialirkan ke mesin rotopacker yang memasukkan semen ke dalam kantong-kantong semen. Akhirnya belt conveyor mengantarkan semen yang telah dibungkus ke dalam truk pengangkut untuk didistribusikan.

Selesai penjelasan, kami diajak melihat lapangan oleh Bapak Udin (orang Tuban, tapi namanya kaya orang Sunda, mungkin namanya Syamsudin kali yah..). Di lapangan diperlihatkan mesin rotopacker yang otomatis mengambil kantong semen, mengisinya lalu menggulingkan kantong semen ke belt conveyor dsb… Wah, ini kerjaan otomasi nih, mata kuliah semester depan.

Istirahat telah tiba, kami makan di kantin lalu sholat di mushola. Di sana kami ngobrol dengan anak2 TL yang KP di sini juga. Topik mereka : Polutan partikulat dengan Kesehatan Lingkungan Kerja (hmmm… familiar nih). Setelah ngobrol panjang lebar, kami ngabsen di perpustakaan (yang sudah pindah ke main office dari dormitory), dan pulang.. 

Jumat, 12 Juni 2009

Hari Keenam KP

Jumat, 12 Juni 2009

Karena biasanya Bapak Agus Kuntoro hanya ada di kantornya pagi-pagi, kami bersama mahasiswi UM jurusan Biologi mendatangi kantor Seksi Operasi Utilitas. Sesampainya di sana, ternyata Bapak Agus Kuntoro sedang melakukan rapat kecil dengan para stafnya. Kata pekerja di sana, Bapak Yanuar, kegiatan itu berlangsung setiap hari untuk seksi tersebut. Untuk menunggu, kami melakukan aktivitas2 untuk membunuh waktu, seperti membaca Koran, ngobrol, facebook, dsb.

Selesai rapat, kami menemui Bapak Agus Kuntoro yang ternyata ada urusan lain, dan kamipun diserahkan kepada Bapak Iman, staf dari Bapak Agus Kuntoro. Ternyata Bapak Iman ini satu angkatan dengan kita. Ia lulus STM pada 2006 dan mencari kerja di SG, dan ternyata di terima. Perbedaan yang ada hanyalah ia telah menghasilkan uang, sedangkan gw masih menghabiskan uang orangtua…

Bapak Iman menjelaskan bagaimana pekerjaan Seksi Operasi Utilitas dilakukan, bagaimana mengolah air, industrial diesel oil (IDO), menyediakan power emergency, dan mengelola semua kompresor yang ada di lapangan. Yang paling vital adalah mengolah air. Air diambil dari waduk sekitar, maupun tempat penampungan air pabrik. Air yang diambil bukanlah air tanah, karena air tanah cenderung memiliki hardness yang tinggi, sehingga akan menghasilkan banyak kerak di pipa air. Air yang ada akan disirkulasikan terus, tidak ada air yang terbuang kecuali melalui evaporasi. Sampai air bisa digunakan untuk sanitasi, diperlukan proses penambahan kaporit, PAC, dan SC 500,serta filtrasi. Sedangkan untuk air proses dilanjutkan dengan pelunakan, pengaturan pH, dan pendinginan. Ternyata air untuk pendingin mesin dan mandi lebih penting air untuk pendingin mesin!‼

Penjelasan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan. Kami diperlihatkan penampungan airnya, penambahan kaporit, kompresor yang sangat besar, cooling tower, dan yang paling mengejutkan adalah 6 buah silinder raksasa penyaring air buatan Indonesia digantikan oleh sebuah penyaring kecil berbentuk pipa berukuran 1m buatan Israel!

Peninjauan lapangan selesai pada pukul 10 pagi, karena lelah, kami beristirahat dahulu sambil ngobol dengan Bapak Iman (yang seumuran kami). Bahkan Bapak Iman menyuruh kami untuk beristirahat saja.

Kamipun beristirahat di kantin, dan bertemu Fitro dan Heru, peserta KP dari TL ITB yang baru datang tanggal 8. Kami makan dan mengobrol sembari menunggu waktu solat Jumat. Setelah solat dan mengabsen, kamipun pulang…

Hari Kelima KP

Kamis, 11 Juni 2009

Masih penasaran dengan Seksi Crusher yang selalu selangkah lebih maju di depan kami, Kami berangkat lebih pagi agar bisa bertemu dengan Seksi tersebut. Lagi-lagi kami terlambat satu langkah. Mereka telah pergi saat kami sampat. Huhuhu… Yaudah deh, kami cari seksi lain. Kami memutuskan untuk pergi ke Seksi Finish Mill, kamipun mencari kantor yang bersangkutan. Kantor pertama kami datangi dan, “Wah mas, ini kantor yang lama. Kalo mahasiswa ke kantor yang baru aja tuh”, sambil menunjukkan arah. Sampai di kantor yang baru, “Wah pak kalo mahasiswa ke kantor kepala seksinya aja mas, di pertigaan belok kiri…….”. Akhirnya kami ke kantor kepala seksinya dan bertemu dengan Kepala Seksi, “Wah, mas saya sedang sibuk, mau rapat. Kalo mau saya panggil anak buah saya, Bapak Edi”. Yaudah deh, yang penting kan dijelasin. Bapak Edi menjelaskan secara singkat dengan bagan yang ada bagaimana cara kerja finish mill, apa itu ball mill, HRC, Separator, Cylone, BC, dan Bucket Elevator. Setelah kami dianggap mengerti, kami diajak meninjau ke lapangan. Yang harus diperhatikan, di finish mill dilakukan penggilingan menjadi semen jadi, yang berarti banyak debu. Diharuskan menggunakan masker dan safety hat. Suasana di finish mill panas sekali, 1 menit di dalamnya pasti membuat siapapun berkeringat. Kami diperlihatkan bagaimana clinker masuk ke dalam Bin, HRC, dan digiling di Ball Mill, serta disalurkan ke Packer. Kegiatan peninjauan tersebut selesai pukul 10 lewat. Tetapi karena sungguh melelahkan, kami mengambil istirahat hingga pukul 11…

Pukul 11, saya harus berangkat ke K3 untuk bertemu Bapak Kuswandi, karena sudah membuat janji untuk mengambil data, tetapi sayangnya beliau sedang melakukan inspeksi di lapangan, akhirnya saya memutuskan untuk istirahat di kantin, dilanjutkan sholat di mushola.

Setelah istirahat kami berangkat ke kantor K3 lagi untuk bertemu Bapak Kuswandi untuk meminta data tentang kecelakaan kerja. Ternyata beliau sedang tidak ada, kami menunggu hingga beliau datang, dan saat datang dan bertanya tentang data tersebut, kami disuruh menunggu lagi. Menunggu selama hampir 1, 5 jam… dan akhirnya data kami dapatkan. Yesh

Seperti biasanya, kami pergi ke dormitory, mengabsen dan pulang

Hari Keempat KP

Rabu, 10 Juni 2009

Karena telah pergi ke daerah pertambangan, pagi ini kami berangkat ke seksi Crusher untuk mengetahui kegiatan apa yang dilakukan setelah pertambangan. Tetapi sayangnya tim crusher sudah berangkat ke lapangan. Kami memutuskan untuk melanjutkan kegiatan ke Seksi Sistem Pemeliharaan dan Kontrol. Ternyata kami berdua tidak tahu di mana seksi tersebut berada. Kami bertanya pada pegawai yang ada di sana, yang ada kami malah diberikan informasi yang menyesatkan… Kamipun berputar-putar mencari lokasi dari Seksi Sistem Pemeliharaan dan Kontrol itu. Kami menemukannya tidak jauh dari tempat Seksi Crusher tersebut (padahal udah muter2 jauh). Setelah menemukan, ternyata Bapak Abdul Qohar (Kepala Seksi yang bersangkutan) tidak ada, kami disarankan kembali setelah istirahat. Yaudah deh kami pergi lagi ke Seksi lain, kali ini Seksi Operasi Utilitas (lagi). Kami berangkat ke Seksi Operasi Utilitas, tetapi lagi-lagi tidak bertemu dengan Bapak Agus Kontoro, kami memutuskan untuk menunggu beberapa saat ( sekitar 1 jam) tetapi tidak bertemu. Sebelum istirahat, kami pergi ke Seksi RKC (Raw Mill, Kiln, Cooler) untuk menanyakan tentang operasinya. Kami bertemu Bapak Choirul Fuad sebentar, dan dia memberikan kami bahan tentang denah proses di RKC yang harus kami fotokopo sebelum istirahat, dan kami lakukan dengan cepat… Setelah mengembalikan denah itu, kamipun memutuskan untuk istirahat

Selesai jam istirahat (pukul 1 siang), kami kembali berangkat ke Seksi Sistem Kontrol, ternyata pegawainya masih istirahat dan harus menunggu pukul setengah dua (ternyata selain istirahatnya lebih cepet,masuknya juga lebih lama),kamipun menunggu dengan sabar,mengisi waktu setengah jam dengan main HP, baca buku, tidur,dsb… Dan pada pukul setengah dua,kami bertemu Bapak Abdul Qohar yang supersibuk itu dan kami diserahkan ke regunya untuk menjelaskan apa yang dilakukan Seksi Sistem Pemeliharaan dan Kontrol. Penjelasan singkat tentang Sistem Pemeliharaan dan Kontrol adalah suatu pengendali operasi yang terjadi pada proses pembuatan semen. Hal ini tidak melingkupi semua proses, seperti penambangan, maupun pengiriman. Yang dicakup hanya proses pembuatan saja. Segala oengaturan dilakukan di sini. Mengubah suhu di Kiln, mengatur banyak oksigen yang masuk, dsb…dsb. Software yang digunakan adalah pengembangan dari software Bailey.

Ternyata penjelasan tersebut cukup panjang, dan kami merasa sudah cukup untuk hari ini. Kami pergi ke dormitory, lalu pulang…

Hari Ketiga KP

Selasa, 9 Juni 2009 merupakan hari ketiga kerja praktek di Semen Gresik Tuban ini.

Hari ketiga dimulai dengan usaha gw dan Febi untuk menemui Bapak Ibnu dari bagian BPPT untuk meninjau lapangan penambangan, tapi terlambat.Ternyata tim control tambang udah berangkat ke tambang buat ngontrol penambangan yang dilakukan oleh UTSG (United Tractors Semen Gresik), anak perusahaan SG yang tugasnya hanya untuk nambang batu kapur dan tanah liat aja. Setelah bertanya kepada beberapa staf di sana, kami berdua disuruh kembali siang hari setelah istirahat.

Perjalanan dilanjutkan dengan berkunjung ke bagian K3 (Keselamatan Kerja dan Kebersihan). Di sana kami ingin bertemu dengan Bapak Kuswandi, Kepala Seksi K3 di Tuban. Tetapi sayangnya ada tamu dari Depnaker, sehingga beliau tidak dapat diganggu dan kami disuruh kembali setelah istirahat, wah jadi bentrok nih sama perintah bertemu dengan bagian pertambangan…

Karena hari itu kami masih belum mendapatkan hasil apa-apa, kami berusaha mencari seksi lain yang belum kamii kunjungi, kami memilih seksi P3 (Pemeliharaan Penangkal Polusi). Kepala Seksinya, Bapak Parwoto, sedang tidak ada di tempat, sehingga penjelasan dilakukan oleh ketua regu yang ada, yaitu Bapak Djoko dan Bapak Aris. Dari beberapa penjelasan, ternyata yang paling menarik adalah bahwa Industri semen secara teoritis hanya menghasilkan polusi debu. Polusi itu ditanggulangi dengan menyaring debu-debu itu dengan beberapa metode, di antaranya adalah menggunakan bag filter (saringan berupa kain), dan EP (Penyaring dengan prinsip listrik statis)

Selesai dengan Seksi P3, berhubung masih ada waktu, kami pergi ke kantor Seksi Operasi Utilitas ingin menemui Bapak Agus Kuntoro. Tetapi ternyata beliau tidak ada di kantornya, kami pun menunggu… dan menunggu. Hingga jam menunjukkan sudah saatnya istirahat (ternyata pekerja di SG istirahatnya lebih dulu dari jam istirahatnya… gimana ditempat KP temen2?)

Karena sudah jam istirahat, kegiatan dilanjutkan dengan makan di Kantin, dan sholat di mushola

Karena ada dua janji setelah istirahat, kami pergi ke janji yang lebih dahulu dibuat, yaitu ke bagian BPPT untuk menemui Bapak Ibnu untuk melihat daerah pertambangan, di sana kami bertemu mahasiswi UM. Ternyata Bapak Ibnu menyerahkan kami berdua kepada petugas kontrol tambang yang bernama Bapak Kus (Maaf yah kepanjangannya ngga tau). Kami pun diajak ke daerah pertambangan, tetapi harus menunggu surat perintah yang lama nunggunya bikin kesel. Ternyata komputernya macet, ngga tau ngehang ato sisfonya yang lambat (Katanya sistem informasinya pake JDE).

Kami berangkat meninjau daerah pertambangan batu kapur, penambangan tanah liat tidak dapat dilihat karena jalanan becek. Perjalanan menempuh jarak sekitar 5 km menempuh jalur yang agak sulit, memang harus menggunakan jip seperti mobil yang kami gunakan (Daihatsu Taft 4WD). Setelah puas melihat daerah pertambangan, kami kembali ke bagian BPPT menggunakan jalur yang berbeda.

Waaupun disuruh bertemu setelah jam istirahat, baru beberapa jam kemudian kami dapat datang ke bagian K3 menemui Bapak Kuswandi untuk menanyakan uraian singkat tentang K3. Intinya pekerjaan K3 melingkupi tiga tugas utama, yaitu mengelola kebersihan, mencegah terjadinya kecelakaan (atau mengambil tindakan terhadap kecelakaan), dan mengelola kebakaran. Saat meminta data, kami disuruh kembali pada hari Kamis sebelum jam istirahat.

Kami mengakhiri hari ketiga dengan pergi ke dormitory dan ngobrol sedikit dengan M. Harli.

Hari Kedua KP

Senin, 8 Juni 2009 adalah hari kedua KP di Tuban.

Gw dan Febi pulang dari Surabaya ke Tuban sampai di tempat kos kami (weekend gw nginep di rumah Febi, lumayan sekitar 3 jam dari tempat kos…)

Kami berangkat ke SG sesampainya kami di tempat kos, karena jam telah menunjukkan pukul 8 lewat. Kami mengawali hari dengan berkunjung ke bagian K3 mencari Bapak Kuswandi, ternyata Bapak Kuswandi masih melaksanakan tugas di Tretes, sedangkan Bpk Heru, yang biasa melayani mahasiswa ngga ada

Kami melanjutkan hari dengan berkunjung ke bagian penjaminan mutu menemui Bapak Bagus (ini kayaknya topik yang mau diambil Febi). Dan ternyata Bapak Bagusnya ada dan mau menjelaskan penjaminan mutu kepada kami.

Jadi penjaminan mutu di SG secara garis besar terbagi dua, yaitu untuk bahan baku, dan semennya sendiri. Keduanya menggunakan standar yang telah ada. Bahkan semen SG menggunakan standar yang lebih tinggi dari SNI, maupun ASTM! Pengujian dilakukan dengan beberapa metode, secara fisika maupun kimia. Untuk mempermudah tugas, Febi meminta data historis pengujian bulan April untuk tugasnya yang fokus di bagian ini. Dan ternyata diberikan oleh operator yang ada. Wah enak banget udah dapet bahan.

Kami melanjutkan kegiatan ke Seksi Operasi Utilitas, ingin menemui Bapak Agus Kuntoro, tapi nggak ada… Berhubung waktu telah mendekati jam istirahat, kami menuju ke tempat istrahat, yaitu mushola untuk menunaikan sholat, serta kantin untuk menunaikan hasrat.

Selesai istirahat, kami pergi ke Bagian BPPT mau menemui Bapak Ibnu tapi nggak ada, katanya Bapak Ibnu sedang pergi ke Gresik, kayaknya sih sedang ada rapat atau apapun yang mengharuskan ia bertemu atasannya di Gresik. Kami pun mengisi waktu untuk membaca TA dan laporan KP bersama mahasiswa UM dan UPN yang juga Kerja Praktek di sana.

Hari yang melelahkan itu diakhiri dengan pergi ke dormitory untuk mengisi absen, dan pulang.

Hari Pertama KP

Hari Jumat (5 Juni 2009) adalah hari pertama gw KP di Semen Gresik di Tuban. Gw KP di situ berdua dengan Febiyan Dwi Satria (biasa gw panggil Febi). Hari itu gw harus ketemu dulu dengan orang yang ngurus KP di Tuban pagi-pagi, sedangkan Febi udah duluan ngurusnya, karena dia udah di Tuban sejak hari Selasa. Kebetulan Febi juga ada janji dengan bagian BPPT karena dia mau liat cara penambangan bahan baku di pabrik Semen Gresik.

Jam 8 pagi, kami berdua pergi ke pabrik dengan sepeda motor Febi (untung ada motor, kalo ngga ada ngga tau gimana jadinya) menempuh jarak sekitar 5 km ke pabrik. Febi ,yang lebih tahu tentang pabrik semen ini dibanding gw, mengantarkan gw ke gedung dormitory untuk ketemu dengan Pak Dodi, yang ngurus mahasiswa KP di Tuban. Ngga pake lama, urusan selesai, kami pun mengisi absensi KP di ruang perpustakaan gedung dormitory. Karena baru datang, gw belum mendapatkan peralatan yang dibutuhkan, yaitu alat pelindung berupa safety helmet dan masker yang harus dipakai di dalam lokasi pabrik yang berdebu dan berbahaya. Kami berduapun mengarah ke gedung K3 yang letaknya ngga jauh dari gedung dormitory untuk ngambil peralatan yang dibutuhkan oleh peserta KP. Beberapa menit kemudian, sayapun resmi menjalani kerja praktek di pabrik Semen Gresik di Tuban.

Nah sekarang Febi ada janji dengan Bapak Ibnu dari bagian BPPT untuk melihat cara penambangan bahan baku. Untuk itu, kami harus mengarah ke bagian Central Control Room, jaraknya lumayan dari gedung K3. Janjinya sih jam setengah 9, tapi sebelum itu, kami udah datang, tetapi ternyata tim lapangan yang berangkat ke lokasi penambangan udah berangkat, sehingga untuk pergi ke daerah pertambangan (medannya berat, harus make mobil khusus) kami diharuskan menunggu kelompok berikutnya, yaitu pukul setengah 2 siang, yang berarti setelah solat Jumat.

Tidak ada kerjaan, Febi memutuskan nganter gw ke bagian K3 (lagi). Niatnya ingin ketemu Bapak Kuswandi (humas bagian K3 untuk PKL mahasiswa ) dan mencari data tentang K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), karena gw pingin fokus membahas tentang K3 di laporan kerja praktek. Ternyata Bapak Kuswandi sedang pergi ke luar kota dan baru kembali hari Senin, sehingga gw disuruh datang lagi hari Senin.

Merasa lapar dan kurang beruntung, kami memutuskan untuk cari sarapan dulu di luar pabrik (di kantin pabrik harganya mahal). Febi, yang mengklaim tahu tempat makan nunjukin arah, sedangkan gw mengendarai motor. Sampai di tempat yang dituju, ternyata tempat makan tersebut tutup (padahal kata Febi kemarin malam buka, masa pagi ngga buka?). Jadilah kami seperti orang asing mencari tempat makan tanpa petunjuk. Mengarah ke daerah kota, kami celingak-celinguk kanan kiri untuk mencari tempat makan (dengan asumsi semakin ke kota semakin banyak tempat makan). Ternyata semakin dilanjutkan ternyata daerah yang dilintasi makin sepi, bayangin jalan dua jalur dengan pemandangan kanan kiri jalan sawah yang membentang sampe horizon. Merasa salah jalan, gw meyakinkan diri dengan bertanya ke Febi, dan Febi bilang bahwa jalannya bener (percaya aja). Perjalananpun dilanjutkan, ternyata benar, beberapa saat kemudian keramaian mulai terasa walau belum sampai kota, dan akhirnya kami menemukan sebuah warung makan di pinggir jalur utama, namanya warung nasi bu Wari kalo ngga salah. Ternyata harga makanan di sini cukup murah, 4000 dengan lauk telur, lodeh, gorengan, rempeyek, dan es teh manis.

Selesai makan kami berniat pulang, ternyata persediaan bensin di tangki motor sudah mulai menipis, dan tidak banyak pom bensin di daerah pedesaan ini. Pengisian bensin dilakukan dengan membeli bensin secara eceran dengan harga lebih mahal sedikit (seliternya 5000). Kamipun pulang ke pondokan dan beristirahat sejenak sebelum solat Jumat.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11, kami langsung berangkat ke pabrik untuk solat Jumat di sana demi menghemat waktu untuk ketemu Bapak Ibnu (lagi) pada pukul setengah 2. Solat Jumat berlangsung lancar (dan mulainya ngga jauh beda sama Bandung, jam 11.45), dan kami bersiap untuk bertemu Bapak Ibnu, tetapi kami memutuskan untuk makan siang dahulu, saat itu kami juga bertemu Harli, mahasiswa TF-ITB (Teknik Fisika) yang juga melakukan KP di Semen Gresik. Kami makan siang bareng sebentar demi mengejar janji bertemu dengan Bapak Ibnu.

Motor udah diparkir di depan Central Control Room dan kami bertemu lagi dengan Bapak Ibnu yang lagi-lagi bilang bahwa kami terlambat karena tim lapangan sudah berangkat lagi. Ya udah, Febi ngajak ketemu pembimbing yang namanya Pak Syamsuri... setelah dijelaskan ternyata pembimbing yang satu ini memberi kebebasan lebih untuk pergi ke seksi mana aja. (intinya sih seperti ngga ada pembimbing aja... hhuhuhu).

Karena merasa kurang beruntung, kami memutuskan untuk menghabiskan waktu di perpustakaan untuk membaca referensi KP berupa laporan KP dari mahasiswa angkatan terdahulu, bahkan ada TA tentang Semen Gresik (kali aja ada yang nyambung). Setelah beres, kami mengisi absen dan pulang ke pondokan. Fuh… gitu deh hari pertama KP di Semen Gresik Tuban

Perjalanan ke tempat KP

Ini cerita kejadian Kamis, 4 Juni 2009. Hari itu hari keberangkatan gw ke tempat KP di Gresik,tepatnya Semen Gresik. Gresik tuh suatu daerah (ngga tau kota atau kabupaten) yang letaknya ngga jauh dari Surabaya, maka dari itu gw memilih naik pesawat ke Surabaya dikarenakan waktu tempuhnya cepat, terus udah kepepet juga, soalnya hari Rabunya (3 Juni) ada ujian elektronika industri yang tumben banget tepat waktu, karena udah dua kali molor.

Petualangan 3 kota itu diawali dengan bangun pagi2 karena ngejar pesawat jam 9.05. Berangkat dari Bogor jam 6 pagi naik bis Damri (angkutan khusus ke bandara). Jam 7.05 sudah sampe di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta (ini terminal yang baru diresmiin beberapa bulan yang lalu, terminalnya gw rasa lebih bagus dari terminal yang lama) dilanjutkan dengan check-in pesawat, terus nunggu sampe boarding.

Nah dari sini kejadiannya mulai seru. Sejam kemudian pesawat mendarat di bandara Juanda Surabaya. Sebagai orang Bogor lokal serta penduduk sementara di Bandung, pengetahuan gw tentang kota di luar dua kota itu buruk sekali, apalagi Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia (kata majalah yang gw baca di pesawat) pasti complicated banget kan. Jadi setelah mendarat gw ngga tau mau ngapain, tapi namanya orang pasti nyari tahu kan? Nah gw sms-an sama partner KP gw di Gresik, Febiyan Dwi Satria, biasa gw panggil Febi. Alhasil dari hasil sms-an gw disuruh ke Gedung Diklat Semen Gresik yang letaknya di Jalan Veteran, Gresik. Tapi, dari percakapan tulisan itu, Febi ngasih tahu bahwa datang ke Gedung Diklat harus bawa syarat administrasi foto, ktp, sama Jamsostek. Okelah kalo foto sama ktp, tapi Jamsostek? Gimana cara dapetnya? Gw pun minta bantuan ke orangtua untuk dicariin informasi tentang cara bikin keanggotaan Jamsostek, kalo bisa sekalian dibikinin. Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya didapat kepastian bahwa Jamsostek ngga bisa dibikin di tempat di mana perusahaan yang dituju tidak beroperasi, sehingga gw harus bikin Jamsostek di Gresik. Daripada bingung nyari Jamsostek di Gresik mending gw datang aja ke kantor Semen Gresik buat nanya.

Pertanyaan berikutnya… Gimana cara gw ke Gresik? Gw hubungin Febi buat nanya, setelah ditemani RBT lagu-yang-gw-ngga-tau-judulnya-apa selama beberapa kali nelpon, yang berarti panggilan gw ngga diangkat-angkat, gw pun berinisiatif untuk menghubungi temen gw yang lain yang KP di Gresik juga, namanya Dwiastuti. Sms demi sms bersahutan. Si Dwi ini ngasih saran gw naik taksi atau nanya ke orang (yang berarti sebenernya ngga ngasih jalan terang). Tapi gw turutin tuh saran Dwi buat nanya orang. Akhirnya dapet info buat ke terminal bis Bungurasih untuk nerusin perjalanan naik bis kota.

Perjalanan bis Damri dari bandara menuju ke terminal bis Bungurasih makan waktu kira-kira setengah jam. Dari situ ngelanjutin naik bis kota P8 ke terminal Osowilangun, dan akhirnya nerusin pake Angkot ke gedung Semen Gresik. Masalah angkot, mungkin kalo pada belum tau, angkot di sini tuh efisien banget. Kalo angkot di Bandung paling bisa ngangkat 10 orang di belakang, di sini angkot bias ngangkat 16 orang. Gimana caranya? Ternyata di antara dua kursi angkot yang berhadap-hadapan itu disediain bangku kayu seperti bangku di kaki lima gitu, selain itu bangku kayu juga ada di deket jendela belakang, sama di ointu masuk angkot. Kebayang ngga?

Waktu sampe di gedung Semen Gresik sekitar jam setengah tiga, Di gedung diklat gw ketemu sama Pak Zahri, yaitu pegawai yang berhubungan dengan mahasiswa yang PKL di sana. Ternyata Jamsosteknya bisa dibuat sambil jalan KPnya, jadi gw ngga usah repot ngurus sekarang. Tapi, Pak Zahri bilang bahwa gw KP bukan di Gresiknya, tapi di Tuban (soalnya pabrik yang di Gresik udah ngga beroperasi lagi, bahan bakunya udah habis), trus gw dikasih tanda pengenal (bet) untuk tanda masuk ke pabrik di Tuban. Wah alamat panjang lebar lagi nih perjalanannya, apalagi gw ngga tau apa-apa soal daerah Jawa Timur. Saat nanya ke partner KP gw, ternyata si Febi juga KP-nya di Tuban (daerah pesisir utara Jawa Timur yang panasnya minta ampun), dia bilang daerah Merakurak. Karena ngga tau arah, nanya deh gw ke satpam yang jaga di posnya Semen Gresik. Dijelasin panjang lebar sama dia bahwa gw harus naek angkot ini ke sana sambung sini bla…bla…bla….

Sesudah solat Ashar + Zuhur, gw pun melanjutkan perjalanan ke terminal Osowilangun (lagi) dengan angkot, sialnya gw tertidur di Angkot dan terbawa sampai Surabaya (lagi). Pas bangun ternyata gw udah ada di daerah Jembatan Merah, supir angkotnya nanya, “Mas,turun di mana?”. Gwpun bilang bahwa gw mau ke Tuban, dan si supirnya ngasih tau bahwa gw udah sampe Surabaya dan harus muter lagi untuk sampai ke terminal tersebut. Jam setengah enam sore gw sampe di terminal yang dimaksudkan dan langsung mencari bis dengan tujuan Tuban. Pas diliat-liat ternyata bis tujuan Tuban udah NGGA ADA! Gw sebagai orang asing panik dong dan langsung nanya-nanya ke orang-orang yang ada di terminal. Solusi dari orang-orang yang gw tanyain relatif sama,yaitu naik bis lain dan nanti nyambung bis ke Tuban. Tempat gw harus switch itu namanya Jembatan Babat.

Gw memutuskan naik bis ke daerah Bojonegoro yang lewat daerah Babat tersebut. Saat menunggu bis sampai di Jembatan, waktu rasanya berjalan amat sangat lambat, padahal sebenernya untuk sampe ke jembatan itu waktunya cuma 1 jam perjalanan. Di jalan gw nanyain terus ke kernet bis tentang Jembatan Babat itu, masih jauh atau nggak, jangan sampe kelewat lagi kayak kejadian di angkot tadi. Setelah turun dengan selamat di Jembatan Babat, gw ngelanjutin perjalanan dengan bis ¾ ke Tuban, Alhamdulillah bisnya ngga penuh, jadi duduknya agak lega. Untuk menghindari kejadian salah turun ataupun kelewatan, kali ini gw bilang langsung ke kernet bis bahwa gw mau ke arah Merakurak, ternyata bisnya ngga lewat daerah situ. Kernetnya nyuruh gw turun di daerah yang disebutnya “patung” dan ngelanjutin pake kendaraan lain. Jadi sekarang gw tinggal nunggu sampe di daerah “patung” itu kan? Bener sih, tapi pake tambahan MACET dulu, jadi agak lama sampai di “patung”.

Sesampainya di “patung” (ternyata perempatan jalan dengan patung orang di tengah perempatan tersebut), gw nanya lagi alamat jelas dari daerah Merakurak tersebut ke Febi, dan langsung gw kasih tahu ke tukang ojek yang mangkal di daerah “patung” itu. Saat itu gw udah ngga kepikiran ongkos, yang penting sampe. 20 menit perjalanan menggunakan sepeda motor, dan akhirnya sampailah di tempat tujuan gw. Saat itu waktu menunjukkan jam 9.05 malam. Fiuh… berakhirlah sudah petualangan sehari di 3 kota ini…